Berita

Musrenbang RKPD Kota Pasuruan Tahun 2019

Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pasuruan tahun 2019 berlangsung di Gedung Gradika Bhakti Praja pada tanggal 14 Maret 2018, acara dibuka oleh Walikota Pasuruan. Musrenbangkota merupakan tindak lanjut dari Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan dan Forum Perangkat Daerah; yang dilaksanakan sepanjang bulan Januari dan Februari 2018, dan dihadiri unsur semua pemangku kepentingan, Muspida, DPRD Kota Pasuruan, Bappeda Provinsi Jawa Timur, Bakorwil III Malang, ormas, LSM, perangkat daerah, camat, lurah maupun delegasi kecamatan/kelurahan.

Dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD menyampaikan pokok pokok pikiran untuk menjadi pertimbangan dalam penyusunan RKPD tahun 2019 dan selanjutnya Walikota Pasuruan menyampaikan beberapa pandangan dan gagasan dan arahan kebijakan dan strategi rencana pembangunan tahun 2019 antara lain terkait bidang kesehatan, pendidikan, pariwisata dan infrastruktur. Sedangkan tema RKPD Kota Pasuruan tahun 2019, yaitu:

“Pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan pemantapan infrastruktur untuk pemerataan pembangunan”

Dalam menunjang pertumbuhan ekonomi penataan konsep kampung wisata mebel dan logam adalah jalan alternatif yang dirancang, untuk membangkitkan kembali sektor industri potensial di Kota Pasuruan. Untuk itu perlu dirancang DED kawasan kampung wisata mebel dan logam, dengan menentukan titik pusat kegiatan, misal, Pasar Mebel Bukir menjadi titik pusat kawasan kampung mebel. Konsep ini mustahil dijalankan, jika tidak melibatkan masyarakat secara langsung, baik pelaku usaha, komunitas kerajinan dan seniman, pemuda hingga RT-RW yang ada disekitar kawasan. Konsep ini juga harus didukung dengan publikasi dan atraksi berupa penyelenggaraan even-even pemicu, misal pameran hasil logam atau pamrean kerajinan mebel.

Keberadaan pasar tradisional masih menjadi tumpuan utama sektor perdagangan di Kota Pasuruan. Posisi strategis Pasar besar yang dilintasi jalan nasional, seakan menjadi etalase yang mencerminkan pembangunan Kota Pasuruan. Fakta inilah yang menggerakkan kami, untuk mengagas konsep penataan Pasar Besar, yang sinergis dengan Stasiun Pasuruan dalam bingkai Kota Pusaka. Kami upayakan, semaksimal mungkin, agar kebijakan penataan ini tidak menimbulkan kerugian bagi pedagang Pasar Besar.

Re-desain alun-alun, penataan PKL dan pemanfaatan Mall Poncol dan eks Kantor Dispenda, saya menginginkan disusun konsep yang menyeluruh. Yakni sebuah konsep penataan yang memadukan fungsi alun-alun sebagai ruang publik, fungsi Mall Poncol sebagai ruang display produk usaha mikro, fungsi Pasar Poncol dan eks Kantor Dispenda sebagai lokasi PKL; yang mana kesemuanya itu, tidak mengganggu nilai kesakralan Masjid Agung dan makam KH Abdul Hamid.

Untuk menggenjot kembali pertumbuhan investasi, yang agak melambat dalam beberapa tahun terakhir ini, kami menggagas konsep pengembangan kawasan ekonomi, melalui penyediaan peruntukan ruang bagi aktivitas industri. Untuk itu, Rapeda perubahan RTRW Kota Pasuruan, harus segera dituntaskan. Demikian pula terkait perijinan, harus segera dikembangkan pelayanan perijinan elektronik, penyederhanaan perijinan, agar iklim investasi semakin kondusif.

Tahun 2019 adalah batas waktu akhir pencapaian target 100-0-100 dalam hal penyediaan air minum, pengendalian kawasan kumuh dan penyediaan sanitasi. Kepada Dinas PUPR, Dinas Perkim dan Dinas Lingkungan Hidup, agar menyusun rencana program dan kegiatan yang mampu mempercepat pencapaian target tersebut. Termasuk dalam hal ini penuntasan target ODF, sebagai pendukung program pengendalian kawasan kumuh.

Permasalahan kerusakan jalan, terutama di Kelurahan Tembokrejo, sebagai imbas proyek nasional SPAM Umbulan, juga menjadi prioritas pembangunan untuk ditangani. Peningkatan konektivitas ini juga didukung dengan pembangunan jalan baru. Terkait beroperasinya Tol Gempas (Gempol – Pasuruan), saya berharap ada rencana antisipatif pembangunan jalan baru, yang mampu memaksimalkan potensi lokal, khususnya pada titik interchange.

Permasalahan banjir yang semakin intens melanda wilayah Kota Pasuruan dalam beberapa tahun terakhir, juga menjadi perhatian. Untuk itu, kami gagas konsep pembangunan embung dan rumah pompa, sebagai wadah air hujan, sekaligus juga bisa dikembangkan sebagai alternatif destinasi wisata baru.

Penyediaan ruang publik, baik berupa gedung ataupun ruang terbuka, sebagai wahana rekreasi dan apresiasi bakat, juga menjadi prioritas. Untuk pemerataan pembangunan, maka pada tahun 2019 nanti, kami merencanakan pembangunan RTH publik di wilayah utara. Untuk semakin mempercantik wajah kota, maka Taman Kota dan Taman Sekargadung akan kami desain ulang dengan tema yang lebih sesuai.

Keberadaan gedung kesenian saya harapkan akan menjadi inkubator kreativitas seniman dalam berkarya. Saya berharap ide-ide kreatif seniman tidak hanya berhenti pada lingkup seni dan budaya, namun lebih dari itu, dapat bermanfaat bagi sektor ekonomi. Dan, diharapkan ada sinergi antara seniman dengan pengrajin logam dan kayu, dalam mengembangkan desain produk kerajinan yang unik.

Setelah acara pembukaan, acara Musrenbang dilanjutkan dengan sidang kelompok yang terbagi dalam empat kelompok yaitu kelompok infrastruktur, ekonomi, sosial budaya dan kelompok pemerintahan.