Berita

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pasuruan Tahun 2021-2026

Dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Pasuruan diselenggarakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2021 di Hotel BJ Perdana Kota Pasuruan. Penyelenggaraan Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pasuruan Tahun 2021-2026 dilaksanakan secara online/teleconference dan offline, yang diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, KepalaPerangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pasuruan , Pemangku kepentingan yaitu Tokoh Masyarakat, Pimpinan Perguruan Tinggi, Ketua Organisasi Profesi/Organisasi Masyarakat serta undangan lain. Kegiatan tersebut secara resmi dibuka oleh Wali Kota Pasuruan juga dihadiri Wakil Wali Kota Pasuruan, Ketua/Wakil/Anggota DPRD Kota Pasuruan.

Pidato pembukaan yang disampaikan bapak Walikota Pasuruan Drs. H. Saifullah Yusuf diawali dengan menyampaikan Musrenbang inilah sarana untuk kita (pemerintah) berkomunikasi dua arah dengan masyarakat dan pemangku kepentingan terkait desain Perencanaan kita kedepan, dan menggali lebih dalam apa yang dikehendaki masyarakat Kota Pasuruan. Meskipun proses partisipatif ini telah kami awali dengan turun langsung ke masyarakat tingkat bawah, kami berdialog dengan tajuk “Ngobrol Bareng/Dialog Interakatif, Madakno Karep” antara Karepe Pemerintah dan Karepe Masyarakat, dan Musrenbang inilah sebagai wadah puncak dari proses partisipasi tersebut. Karena sejatinya, pelayanan disebut berkualitas itu jika bertemunya apa yang menjadi ekspektasi masyarakat dengan layanan yang disediakan pemerintah, bukan ‘karepe dewe’, pemerintah karepe dewe, masyarakat karepe dewe. Jangan, kedepan harus diperbaiki.

Merencanakan pembangunan hari ini tidaklah mudah, penuh dengan tantangan dan keterbatasan. Setidaknya, selalu akan ada 2 hal yang mewarnai tantangan penyusunan RPJMD Kita. Pertama adalah soal Pendapatan dan Belanja, ini bagaikan dua sisi mata uang. Sepandai apapun kita mendesain program dan kegiatan, mengusulkan program- program yang bagus, namun jika pendapatan kita terbatas kita tidak akan bisa mengeksekusinya. Persoalan utama pada tantangan ini adalah KEDAULATAN ANGGARAN. Hari ini pemerintah daerah tidak mempunyai banyak daya soal kedaulatan anggaran, 80% anggaran kita berasal dari dana perimbangan pemerintah pusat.

Makanya Menteri Keuangan mengambil kebijakan “Jangan memproyeksikan naik Dana Perimbangan”. Sementara itu sisi pendapatan yang bisa kita kontrol secara mandiri belum bisa dimaksimalkan. PAD kita masih rendah, rasionya masih dibawah 15% dari total pendapatan, rendah Maka Politik Anggarannya adalah PAD ini harus kita tingkatkan, paling tidak DUA KALI LIPAT, saya mohon OPD terkait mengkaji ini. Sebelum RPJMD ini nanti disahkan dalam bentuk perda, asumsi kenaikan PAD kita bisa setinggi apa, sudah harus clear.

Tantangan dan Keterbatasan kedua adalah soal Prioritas dan Rutinitas. Saya mendapatkan fenomena menarik, dari Kapasitas riil penganggaran sebesar 400 Miliar, melebihi Usulan yang diajukan OPD ini mencapai angka 2 Triliun. Kira-kira kenapa ini?? Khusnudhon saya adalah, bapak-ibu lagi semangat menerjemahkan proritas-prioritas saya untuk membangun Kota Pasuruan ini. Suudzon saya adalah bapak ibu masih bingung menerjemahkan prioritas ditengah keterbatasan anggaran “yang disebut prioritas itu pasti sedikit, kalau banyak ya bukan prioritas”, jadi saya minta dari semua usulan yang disebut prioritas tersebut, tetapkan 10 saja yang Super Prioritas. Dan kalau mau belanja nya naik, maka pendapatannya ya harus. Dalam Musrenbang Nasional beberapa hari lalu, Pak Menteri Dalam Negeri menyampaikan sambutannya dan menyebutkan “Kepala Daerah banyak dibohongi soal Anggaran”, belanja modal kita rendah, sementara belanja gaji dan operasional kita tinggi.Saya sudah tahu penyebabnya, kenapa bisa terjadi demikian, sebabnya adalah antara Kepala dan Ekor tidak sejalan. Antara Prioritas dan Rutinitas tidak ada yang mau mengalah. Antara tujuan/sasaran kegiatan dengan komponen belanjanya tidak sinkron. Contoh: Tujuan/sasarannya adalah pemberdayaan tapi belanja nya banyak untuk beli souvenir, beli kaos, perjalanan dinas, Maka atas dasar fonomena ini saya minta, Bappeda, BPKAD, Inspektorat melakukan review dan pendampingan hingga pada level komponen belanja yang ada di RKA dan DPA, kalau belanjanya aneh-aneh yang coret saja.

Tantangan dan Keterbatasan yang ketiga adalah variable Kondisi sosial ekonomi dan perkembangan teknologi semakin menguatkan unsur ketidakpastian dalam konteks perencanaan, kehidupan masyarakat berlansung sangat dinamis, orientasi terhadap kualitas layanan yang harus disediakan pemerintah sangat berkembang.

Contohnya: dulu masyarakat puas dengan pelayanan satu atap, berkembang menjadi pelayanan satu pintu, hari ini ekspektasi masyarakat sudah layanan online, kalau perlu diantar sampai kerumah. Itulah dinamisasi yang berkembang.

Anggaran dulu bisa kita pastikan, Sekarang, kalau tidak dikurangi yang Apalagi dalam 1 tahun anggaran bisa diminta refocusing 2 sampai 3 kali. Makanya kita harus berorientasi pada kedaulatan anggaran daerah lelalui PAD Kota Pasuruan. Atas dasar fenomena inilah, saya mengajak kepada seluruh jajaran OPD, rekan DPRD, Forkopimda. Mari bersama-sama bertransformasi menjadikan pemerintahan kita dinamis (dynamic governance). Pemerintahan yang dinamis berpedoman pada 3 pendekatan: Thinking Ahead, berorientasi kedepan dan mampu mengidentrifikasi perkembangan lingkungan dan konsekuensinya. Thinking Again, pemerintah harus mampu menilai kinerja dan strategi nya Kembali, mengambil pelajaran dan tidak mengulanginya lagi. Thinking Across, pemerintah penting untuk belajar dari keberhasilan daerah lain, berwawasan luas dan terbuka untuk bisa diterapkan di Kota. Hasil dari Pemerintahan Dinamis (dynamic governance) adalah Kebijakan yang Adaptif (Adaptive Policies). Untuk itu modal dasar yang harus kita punyai adalah Aparatur yang Tangguh (able people) dan Proses yang handal dan gesit (agile processes).

Mengakhiri sambutan saya kali ini, saya ingin mengajak pada semua saja, mari saling bergandeng tangan dengan semangat gotong royong untuk mewujudkan Kota Pasuruan sebagai Kota Pasuruan yang Maju Ekonominya, Indah Kotanya, dan Harmonis Warganya budaknya slogan belaka, ini adalah Visi nyata dan Cita Mulia. Pelan-pelan namun pasti, sedikit- demi sedikit hasilnya ada, dukungan kita banyak, jejaring kita Oleh karena itu saya meyakini, cita mulia kita akan terwujud dengan kebersamaan